Senin, 22 April 2019

Hello 2019; Aku yang Mengaku Feminis

Welcome 2019!

Tak terasa, aku mengulur waktu begitu lama untuk memberi kabar pada blog-ku di awal tahun yang (katanya) beresolusi bagi banyak orang ini. Namun seingatku, resolusi hanya tetap menjadi wacana. Atau mungkin memang ada sebagian kecil orang di muka negeri ber-flower ini yang sudah mewujudkan resolusi mereka. Selamat kepada yang sudah mewujudkannya dan, Semangat bagi yang masih berusaha mewujudkan resolusinya. Semoga segera tercapai. Aaamiin.

Di tahun 2019 ini, aku merasa sangat bersyukur masih diberikan kesempatan bisa membuka mata untuk mencicipi aliran sebelah kiri ala Marxis yang kata orang sangat berbahaya jika mengetahui atau mempelajari hal tersebut. Tetapi nyatanya, jika kita mempelajari aliran sebelah kiri dan aliran sebelah kanan atas landasan dasar yang kuat, kita bisa menjadi seseorang yang moderat atau berkecenderungan ke arah dimensi (jalan tengah). Tapi diriku sendiri melirik kedua aliran tersebut hanya untuk mempelajari isu-isu gender yang ada di negeri ber-flower ini. Selebihnya, aku belum tertarik.

Berawal dari sebuah akun instagram Lawan Patriarki yang selalu memberikan edukasi tentang segala macam isu gender, aku mulai memberanikan diri untuk bergabung di grup whatsapp mereka. Kemudian aku ditawarkan untuk ikut gabung juga di grup whatsapp Penghuni Neraka ala akun instagram Warga Negara Internet yang juga membahas isu gender seperti di grup sebelumnya. Dan akhirnya, di grup kedua inilah aku bertemu seorang perempuan yang ternyata kampusnya bersebelahan dengan kampus ku di Banten. Dia seorang mahasiswi fakultas hukum yang juga sedang tertarik dengan isu gender di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.

Aku dikenalkan kepada komunitas gerakan para feminis di daerah Banten, tepatnya Kota Serang dan sekitarnya. Women's March Serang, namanya. Dan aku bersyukur kembali, karena ternyata di kota yang ku rantaui ini ada fasilitas untuk diriku sendiri untuk mempelajari hal-hal yang saat ini menjadi titik fokusku. Tentu tambah semangat dong pastinya!!

Dan dari WM Serang aku memahami, bahwa di Indonesia ini masih perlu gerakan feminisme. Karena pada dasarnya feminisme di negeri ini masih belum meluas ke masyarakat terpencil dan plosok. Dimana masih banyak perempuan-perempuan yang masih dibatasi baik dalam pendidikan, ekonomi, bahkan sosial. Masih banyak perempuan yang diragukan menjadi seorang pemimpin (mungkin kecuali kalangan elite). Masih banyak perempuan yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual, bahkan pemerintah masih jarang menyelesaikan kasus ini. Masih banyak stigma-stigma yang berbasis gender dan seksualitas. Banyak tafsir klasik yang masih jadi pedoman masyarakat, padahal zaman sudah makin modern dan berbeda dari zaman sebelumnya. Dan yang terakhir, masih banyak kasus tentang perkawinan anak dibawah umur. 

Semua itu adalah masalah kita bersama. Sebagai perempuan, seharusnya kita bisa bersatu menyuarakan ketidak adilan di muka  negeri ber-flower ini. Dan satu lagi, tidak hanya perempuan yang harus menggerakkan feminisme, laki-laki yang mempunyai pandangan sama seperti para feminis juga bisa memperjuangkan feminisme. Dengan begitu, Negara Indonesia bisa lebih maju dengan adanya gotong-royong antara laki-laki dan perempuan yang tidak hanya di wilayah domestik (rumah tangga) tapi keseluruh sektor sosial, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya.

Terakhir dari saya untuk episode Bulan Karitini kali ini, bulannya emansipasi para perempuan di Indonesia. Selamat Hari Kartini, tentunya untuk para perempuan tangguh seantreo Nusantara. Semoga saya bisa mewujudkan impian saya untuk memberikan pemahaman tafsir hermeneutika tentang kesetaraan gender di negeri ini. Aaamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memosisikan Diri Sebagai Leeteuk Super Junior

  Happy15thAnniv_WalkTogether! Park Jung Soo a.k.a Leeteuk Super Junior Bagiku, sosok Leeteuk wajib dicintai. Jangankan aku, ELF (sebutan  p...