Senin, 31 Desember 2018

Kilas Balik 2018

Apa Yang Paling Membuatmu Terkesan?

"Patah Hati," jawabku

Ini adalah akhir dari kisah ini. Bagiku, semua ini diperuntukkan diriku sendiri tanpa harus ada yang membacanya lagi. Ini hanya akan menjadi kenangan ku semasa hidupku nanti. Semoga aku akan selalu ingat dengan orang-orang yang ku maksud di catatan ini.

Hai 2018!
Terima kasih sudah memberikan banyak kesan yang ku dapat di tahun ini. Walaupun itu banyak yang sangat menyakitkan, pastinya.

Aku bersyukur pernah merasakan berjuang mempertahankan perasaanku kepada seorang pria yang aku sayangi selama hampir genap satu tahun.
Aku bersyukur bisa kenal lebih dekat dengan seseorang yang tadinya amat tidak aku sukai, setidaknya aku bisa lebih berhati-hati untuk tidak menyukai seseorang ataupun dekat dengan orang lain lagi.

Aku bersyukur punya empat orang sahabat, yang selalu mendengarkan semua keluh kesahku yang itu-itu aja. Aku yakin, mereka pasti bosan. Tapi mereka menyembunyikan semua itu, dan tak lepas memberikan aku nasehat terbaik versi mereka masing-masing.
Aku sayang kalian!

Aku bersyukur punya anggota seperti mereka di konfigurasi tempat ku berproses semasa kuliah ini. Mereka selalu hadir dihidupku dengan warnanya masing-masing. Apapun hasil mereka, asal sesuai dengan yang aku arahkan, aku selalu bangga kepada mereka!
Semoga aku selalu bisa mengarahkan mereka semampu yang aku bisa dan tanpa mereka meminta.

Tenagaku terkuras habis untuk konfigurasi yang ku cintai ini. Tak apa. Aku bahagia, malah! Hanya saja, aku berharap. Setelah mereka aku arahkan, mereka tidak menyakitiku dengan berbalik arah pergi meninggalkan arah jalan yang sudah ku tunjuki. Itu harapanku di tahun 2019 dan seterusnya.

Terima kasih 2018!
Ini sungguh menyakitkan namun, aku tak mungkin bisa untuk tidak tetap tersenyum. Biarkan hatiku yang patah, namun semangat mengabdi dan memberikan yang terbaik ini tidak boleh patah apalagi sirna.
Selanjutnya, akan ada Resolusi 2019 yang harus aku wujudkan!
Semangaaaat!

Jumat, 07 Desember 2018

Inikah Jalan Dari-Nya?

Aku Hanya Perlu Tuntunan~

Hanya bisa melalui do'a yang kau ajarkan

Setelah kisahku berhenti di “Ambisi atau Hati?!” kini, kisahku mulai lagi di kasih yang baru. Kata mereka, aku terlalu mudah untuk jatuh cinta namun paling sulit jika disuruh move on. Yaa, mendengar kata mereka yang seperti itu aku hanya bisa balas dengan kata “wik wik wik wik”

Kasih ku ini dimulai saat aku sedang tidak menyukai seseorang yang menjadi pionir di konfigurasi tempat ku berproses. Entah kenapa aku jadi seperti ini, ditanya oleh temanku pun hanya bisa ku jawab "Aku cuma gak suka dia. Itu aja"

Dan diawal kisah yang tak pernah ku sangka. Kedekatan kami seperti terlihat aneh di beberapa mata temanku yang mulai memperhatikan tingkah kami, bahkan dimataku pun ini sangat aneh!

Awalnya aku hanya bisa berharap.
Oh tidak!
Aku selalu seperti ini.
Berharap pada seseorang yang belum pasti hatinya untuk siapa.

Ya Tuhan, andai aku bisa meminta sesuatu. Aku hanya ingin berjodoh dengannya. Jika memang tidak jodoh, berikan seorang pria yang memang pantas untuk bersanding denganku. Dengan duniaku yang nyaris hancur ini. Dengan diriku yang nyaris menjadi pecandu dunia gelap. Tapi, aku sangat ingin bersama dirinya. Karena dia selalu mengajarkan hal baik yang memang ternyata sangat aku butuhkan. Dia menuntunku. Seandainya dia bukan jodohku, lewat doa yang dia ajarkan padaku, aku ingin memiliki pasangan yang seperti dirinya. Aaamiin.

*****

Kedekatan kami tak berlangsung lama, karena memang seharusnya aku tak berada diantara dia dan kekasihnya. Dia menyudahi semua kedekatan ini sebelum semuanya sangat terlambat. Walaupun sebenarnya dimataku sudah nyaris terlambat.

Kembali lagi seperti di kisah kasih pertama.
Aku ikhlas. 
Apapun yang terjadi, hatiku akan kembali pulih. Walaupun dengan waktu yang lumayan lama. Tapi mulai sekarang, aku tak ingin menaruh harapan apapun pada seorang pria. 
Sudah cukup~

Senin, 03 Desember 2018

Ambisi atau Hati?!

Rasa Ingin Memiliki~

Hanya dalam kata "Sebatas Pernah"

Aku adalah seorang wanita yang bisa dibilang paling membawa perasaan dalam berbagai hal apapun. Kadang aku merasa itu ada baiknya untuk melatih kata-kata dalam pembuatan quote. Tapi yang jelas banyak buruknya juga dimata orang-orang sekitarku.
"Ahh, elu sih baperan! Dia tuh ngetik pake jari, elu malah ngetiknya pake hati"

Yaa, memang jika menuruti apa kata omongan orang lain jelas gak ada habisnya. Begini salah, begitu salah. Sama seperti kalo kita terus mengikuti perkembangan zaman.

Pertengahan bulan desember tepatnya tahun kemarin, aku menjatuhkan hati pada seorang pria yang kalo kata orang dia itu jelek. Pokoknya kriteria orang yang aku suka selalu diluar batas nalar wanita lain dalam menyukai seorang pria. Aku gak peduli. Sekali lagi, aku tidak pernah peduli apa kata mereka. Sekalipun salah satu diantara mereka itu adalah sahabat terbaikku yang berbicara.

Aku suka dia. Apapun yang dia lakukan.
Aku sayang dia. Apapun yang dia perbuat.
Aku cinta dia, cinta, cinta, dan cintaaa~

Selalu itu yang ku sebut dalam hati, entah pria itu tau atau tidak. Aku tidak peduli. Sesaat aku hanya bisa memilikinya dalam khayal, memeluknya dalam do'a pada Tuhanku agar pria itu menjadi pelabuhan hati terakhir dalam hidupku.

Awalnya kedekatan kami seperti biasa, sebatas teman. Hingga suatu saat dia mengetahui apa yang aku rasakan padanya, dan kedekatan kami berubah menjadi "teman" yang dikucilkan hanya karena sebuah perasaan, heuheu

Katanya, hanya dengan berjuang orang akan merasa terharu. Namun, makin lama malah aku yang merasa dibodohkan oleh hati. Ada gitu ya, seorang perempuan yang lebih dulu mencintai seorang pria dan disuruh berjuang "sendiri" demi pria tersebut?

Ada, katanya. Bahkan dia langsung menceritakannya padaku. Bahwa dia pernah membaca di sebuah buku, entah apa itu nama bukunya. Ada seorang wanita yang sangat mencintai seorang pria hingga sang wanita tersebut memberanikan diri datang ke rumah pria tersebut dan berbicara kepada kedua orang tua pria tersebut. "Pak, Bu. Saya sangat mencintai anak Bapak dan Ibu. Saya berharap anak Bapak dan Ibu ini sudi kerumah saya untuk bertemu dengan kedua orang tua saya sekaligus melamar saya."

Menakjubkan!
Hebaat!
Andai...

Ah, sudahlah!
Aku tidak akan mungkin seperti itu, walaupun sebenarnya aku sangat ingin. Tapi aku bukan Khadijah yang mempunyai banyak harta dan bisa melamar Rasulullah SAW. Aku adalah Khadijah di masa milenial yang hanya masih bisa mengandalkan harta orang tua.

Dan saat itu pada bulan agustus lalu, sudah ku putuskan bahwa aku hanya meyayanginya.
Aku ikhlas~

Memosisikan Diri Sebagai Leeteuk Super Junior

  Happy15thAnniv_WalkTogether! Park Jung Soo a.k.a Leeteuk Super Junior Bagiku, sosok Leeteuk wajib dicintai. Jangankan aku, ELF (sebutan  p...