Senin, 03 Desember 2018

Ambisi atau Hati?!

Rasa Ingin Memiliki~

Hanya dalam kata "Sebatas Pernah"

Aku adalah seorang wanita yang bisa dibilang paling membawa perasaan dalam berbagai hal apapun. Kadang aku merasa itu ada baiknya untuk melatih kata-kata dalam pembuatan quote. Tapi yang jelas banyak buruknya juga dimata orang-orang sekitarku.
"Ahh, elu sih baperan! Dia tuh ngetik pake jari, elu malah ngetiknya pake hati"

Yaa, memang jika menuruti apa kata omongan orang lain jelas gak ada habisnya. Begini salah, begitu salah. Sama seperti kalo kita terus mengikuti perkembangan zaman.

Pertengahan bulan desember tepatnya tahun kemarin, aku menjatuhkan hati pada seorang pria yang kalo kata orang dia itu jelek. Pokoknya kriteria orang yang aku suka selalu diluar batas nalar wanita lain dalam menyukai seorang pria. Aku gak peduli. Sekali lagi, aku tidak pernah peduli apa kata mereka. Sekalipun salah satu diantara mereka itu adalah sahabat terbaikku yang berbicara.

Aku suka dia. Apapun yang dia lakukan.
Aku sayang dia. Apapun yang dia perbuat.
Aku cinta dia, cinta, cinta, dan cintaaa~

Selalu itu yang ku sebut dalam hati, entah pria itu tau atau tidak. Aku tidak peduli. Sesaat aku hanya bisa memilikinya dalam khayal, memeluknya dalam do'a pada Tuhanku agar pria itu menjadi pelabuhan hati terakhir dalam hidupku.

Awalnya kedekatan kami seperti biasa, sebatas teman. Hingga suatu saat dia mengetahui apa yang aku rasakan padanya, dan kedekatan kami berubah menjadi "teman" yang dikucilkan hanya karena sebuah perasaan, heuheu

Katanya, hanya dengan berjuang orang akan merasa terharu. Namun, makin lama malah aku yang merasa dibodohkan oleh hati. Ada gitu ya, seorang perempuan yang lebih dulu mencintai seorang pria dan disuruh berjuang "sendiri" demi pria tersebut?

Ada, katanya. Bahkan dia langsung menceritakannya padaku. Bahwa dia pernah membaca di sebuah buku, entah apa itu nama bukunya. Ada seorang wanita yang sangat mencintai seorang pria hingga sang wanita tersebut memberanikan diri datang ke rumah pria tersebut dan berbicara kepada kedua orang tua pria tersebut. "Pak, Bu. Saya sangat mencintai anak Bapak dan Ibu. Saya berharap anak Bapak dan Ibu ini sudi kerumah saya untuk bertemu dengan kedua orang tua saya sekaligus melamar saya."

Menakjubkan!
Hebaat!
Andai...

Ah, sudahlah!
Aku tidak akan mungkin seperti itu, walaupun sebenarnya aku sangat ingin. Tapi aku bukan Khadijah yang mempunyai banyak harta dan bisa melamar Rasulullah SAW. Aku adalah Khadijah di masa milenial yang hanya masih bisa mengandalkan harta orang tua.

Dan saat itu pada bulan agustus lalu, sudah ku putuskan bahwa aku hanya meyayanginya.
Aku ikhlas~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Memosisikan Diri Sebagai Leeteuk Super Junior

  Happy15thAnniv_WalkTogether! Park Jung Soo a.k.a Leeteuk Super Junior Bagiku, sosok Leeteuk wajib dicintai. Jangankan aku, ELF (sebutan  p...